Sebagian besar dari kita mungkin sering mengalami
pusing di kepala dan penglihatan kabur sesudah bangun dari tidur atau berdiri
setelah jongkok. Banyak yang beranggapan kalau ini adalah gejala kurang darah
(anemia).
Dokter Aditya M. Biomed, kepala Unit Transfusi Darah
Cabang Palang Merah Indonesia (UTDC PMI) Lampung, mengatakan hal tersebut
memang menjadi ciri dari darah rendah (hipotensi) dan kurang darah (anemia).
Aditya menjelaskan, terkadang masyarakat selalu beranggapan
bahwa kurang darah dan darah rendah adalah suatu hal yang sama karena gejala
yang sama. Padahal, dua gangguan kesehatan tersebut berbeda.
Kurang darah (anemia), disebabkan oleh jumlah sel
darah merah dalam tubuh yang kurang sehingga menyebabkan sering mengalami
pusing. Sel darah merah (eritrosit) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah.
Tiga faktor penyebab sel darah merah dalam tubuh menjadi kurang, adalah :
Tiga faktor penyebab sel darah merah dalam tubuh menjadi kurang, adalah :
1) Produksi sel darah merah
yang sedikit.
2) Umur sel darah merah yang pendek, artinya tidak cukup 120 hari.
3) Penghancuran sel darah merah yang terlalu banyak sehingga menyebabkan tubuh kekurangan darah.
2) Umur sel darah merah yang pendek, artinya tidak cukup 120 hari.
3) Penghancuran sel darah merah yang terlalu banyak sehingga menyebabkan tubuh kekurangan darah.
Darah rendah (hipotensi) diakibatkan tekanan darah
yang lemah karena terlalu besarnya pembuluh darah dalam tubuh yang membuat
aliran darah ke otak menjadi lambat dan membuat pusing. Ada yang memang bawaan
lahir dan ada juga darah rendah yang disebabkan pola hidup.
’’Untuk darah rendah, banyak yang mengatakan karena
begadang atau tidak tidur, itu bisa jadi. Tetapi banyak pasien saya yang tidak
tidur justru mengalami darah tinggi, bukan darah rendah,” ungkapnya.
Aditya mengatakan jika sudah diketahui penyebab pusing
yang sering dialami, maka langkah pemulihan yang diambil juga akan tepat
sasaran. ’’Kalau kita sudah tahu
penyebabnya kan bisa ditangani dengan benar,” sambungnya.
Menurut Aditya, terkadang masyarakat sering salah
kaprah dengan langsung mengonsumsi obat penambah darah setelah mengetahui
mengalami anemia. Padahal jika terlalu banyak mengonsumsi obat penambah darah,
justru tidak baik untuk tubuh.
’’Bagi penderita anemia harus periksa ke dokter untuk
memastikan penyebab anemianya sehingga tindakan yang diambil tidak salah,
mungkin karena produksinya yang kurang, atau karena umur sel darah merahnya
yang tidak lama,” terangnya.
Aditya juga mengimbau untuk yang merasa mengalami darah
rendah harus sering berolahraga agar jantung bisa bekerja optimal memompa
darah. ’’Olahraga bisa dilakukan untuk mengembalikan tekanan darah menjadi
normal dan membuat fungsi jantung maksimal serta terhindar dari pusing atau
kunang-kunang,” tukasnya.
Sumber : Radar Lampung
POSTED BY: Ayep Kancee
POSTED BY: Ayep Kancee